Sejarah Singkat Cyberspace
Istilah “dunia maya” pertama kali muncul dalam seni visual di
akhir 1960-an, ketika seniman Denmark Susanne Ussing (1940-1998) dan
pasangannya arsitek Carsten Hoff (b. 1934) menyebut diri mereka sebagai
Atelier Cyberspace. Di bawah nama itu mereka membuat
serangkaian instalasi dan gambar berjudul “ruang sensorik” yang didasarkan pada
prinsip sistem terbuka yang beradaptasi dengan berbagai pengaruh, seperti
gerakan manusia dan perilaku baru material. Cyberspace berasal dari bahasa
Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya tanpa batas,
imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace merupakan
ruang yang diwujudkan melalui (jaringan) computer, sifatnya digital dan
direpresentasikan dalam satuan bit.
Cyberspace sebenarnya
gabungan dari dua kata cyber dan space. Pertama kita bedah dari sudut padang
sejarah dan definisi dari ke-dua kata tersebut. Kata “Cyber” merupakan
penggalan kata dari “cybernetique” dicetuskan pertama kali di tahun 1834 oleh
André-Marie Ampère, ahli FISIKA (sengaja di Capslock). Ampere menjelaskan bahwa
cyber itu adalah medium kawat dan selanjutnya ditahun 1948 oleh Norbert Wiener,
Professor of Mathematics di MIT melakukan riset yang dibukukan dengan judul
“cybernetics”. Cybernetics adalah sebuah studi ilmiah yang memfokuskan pada
control manusia dengan mesin.
Cyberspace ( bahasa Indonesia: Dunia Maya) adalah
media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan
komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung).
Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi
dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal,
pengontrol) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon
genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh
penjuru dunia secara interaktif.
a. Dampak
Positif
-
sharing informasi
-
media pembelajaran
-
membina pertemanan
-
media hiburan
-
e-commerce
Dampak Negatif
Cybercrime
Pornografi
Kekejaman
dan Kesadisan
Penipuan
Perjudian
0 komentar:
Posting Komentar